gaulislam edisi 062/tahun ke-2 (1 Muharram 1430 H/29 Desember 2008 )
Setelah mendapat kritik, kitik dan kripik dari tulisan gue yang pertama di gaulislam, gue masih berusaha keras untuk mencari adonan yang pas untuk tulisan-tulisan gue di gaulislam. Nah, artikel ini adalah salah satunya. Gue tulis dalam perjalanan Bogor-Sanggau (Kalimantan Barat), di antara ngejar pesawat yang keburu terbang saat gue nyampe di airport, di dalam mobil dalam perjalanan darat Pontianak-Sanggau yang aduhai dan dikala gue nyuci baju di dalem pesawat.
Waktu nggak kerasa sudah berlalu begitu cepat, ditambah cukup banyaknya perjalanan syafar yang gue lakukan di bulan ini, semuanya seperti berlalu begitu cepat, secepat kilat nyamber jemuran tetangga. Di jalan banyak gue temui hal yang menarik untuk ditulis, dari aspal jalanan yang berlobang-lobang kayak bekas hujan meteor, sampe pesawat yang hanya mau terbang kalo pilotnya udah siap (lha apa hubungannya ya?). Setiap kali memasuki akhir tahun seperti ini, cukup banyak hal yang membekas dalam ingatan gue, hari-hari yang biasanya mendung/hujan, kerjaan yang makin tinggi load-nya, sampai segala hal persiapan tahun baruan, huhuhuhu,… kenapa manusia-manusia ini ngga pernah berubah ya?
pendapatmu